Bahasa non verbal merupakan salah satu bentuk komunikasi
yang sering digunakan dalam presentasi, dimana penyampaiannya bukan dengan
kata-kata ataupun suara tetapi melalui gerakan-gerakan anggota tubuh yang
sering dikenal dengan istilah bahasa isyarat atau body language. Selain
itu juga, penggunaan bahasa non verbal dapat melalui kontak mata, penggunaan
objek seperti pakaian, potongan rambut, dan penguins simbol-simbol.
Menurut Adityawarman (2000) komunikasi nonverbal adalah
komunikasi tanpa menggunakan kata-kata. Resberry (2004) mengatakan bahwa
komunikasi nonverbal adalah tindakan dan perilaku manusia dan makna
Sedangkan menurut Atep Adya Barata mengemukakan bahwa:
“Komunikasi non verbal yaitu komunikasi yang diungkapkan melalui pakaian dan
setiap kategori benda lainnya (the object language),
komunikasi dengan gerak (gesture) sebagai sinyal (sign language),
dan komunikasi dengan tindakan atau gerakan tubuh (action language).
Komunikasi nonverbal adalah proses komunikasi dimana pesan disampaikan tidak menggunakan kata-kata. Contoh komunikasi
nonverbal ialah menggunakan gerak isyarat, bahasa tubuh, ekspresi wajah dan kontak mata, penggunaan objek seperti pakaian, potongan rambut, dan sebagainya, simbol-simbol, serta cara berbicara
seperti intonasi, penekanan, kualitas suara, gaya emosi, dan gaya berbicara.
Para ahli di bidang komunikasi nonverbal
biasanya menggunakan definisi "tidak menggunakan kata" dengan ketat,
dan tidak menyamakan komunikasi non-verbal dengan komunikasi nonlisan.
Contohnya, bahasa isyarat dan tulisan tidak
dianggap sebagai komunikasi nonverbal karena menggunakan kata, sedangkan
intonasi dan gaya berbicara tergolong sebagai komunikasi nonverbal. Komunikasi
nonverbal juga berbeda dengan komunikasi bawah sadar, yang dapat berupa
komunikasi verbal ataupun nonverbal. Dalam
Faktanya Penelitian telah menunjukkan bahwa 80% komunikasi antara manusia dilakukan secara non verbal. Banyak interaksi dan
komunikasi yang terjadi
dalam masyarakat yang berwujud nonverbal.
Komunikasi nonverbal ialah menyampaikanarti (pesan) yang meliputi
ketidakhadiran symbol-simbol suara atau perwujudan suara.Salah satu komunikasi non verbal ialah gerakan tubuh atau
perilaku kinetic,
kelompok ini meliputi isyarat dan gerakan
serta mimic. Cara anda memuntir rambut atau menyentuh hidung, cara anda melipat
tangan atau menyilangkan kaki, mengungkapkan banyak hal tentang Anda serta
orang lain. Apakah ia menggoda Anda dari seberang ruangan? Jika demikian Anda
dapat memberitahu padanya bahwa Anda tertarik dengan menggerai rambut Anda ke
belakang atau menggoyangkan kaki. Jika ia mengibaskan jaketnya atau membenarkan
mansetnya, ia tertarik pada diri Anda.
Di sebuah wawancara kerja, postur tubuh Anda mengatakan lebih
banyak hal tentang Anda dibandingkan surat lamaran atau resume itu sendiri.
Cara Anda duduk, tersenyum, dan menggunakan tangan mengatakan banyak hal
tentang Anda. Apakah anda bersikap terbuka atau menyembunyikan sesuatu. Dengan mengetahui apa arti bahasa tubuh, anda dapat melihat
perasaan seseorang
yang sebenarnya, walau pun mereka tidak ingin
mengatakannya kepada anda. ‘Bahasa tubuh’
kedengarannya seperti sebuah kontradiksi. Kita biasanya berbicara melalui mulut. Namun penelitian makin menemukan bahwa bahasa
tubuh itu benar-benar sebuah bahasa.
Mungkin dapat anda bayangkan kata-kata dan kalimat-kalimat yang terdiri dari gerak isyarat tubuh disengaja dan ‘tanda-tanda’ dari alam bawah
sadar yang tidak
disadari. Beberapa diantaranya merupakan
gerakan-gerakan gugup yang cepat, merupakan
tanda-tanda kecil yang hanya dapat ditangkap melalui pengawasan yang cermat. Sebuah geraka ntubuh seperti menjabat tangan seseorang
adalah sebuah kata.
Sederetan gerakan tubuh yang berkesinambungan yang sering disebut
kelompok, adalah kalimat. Contoh seorang pria yang sedang berhadap-hadapan
dengan wanita, pandangannya lurus kepada wanita. Tangannya bergerak-gerak
mendekati tangan wanita. Tidak ada keraguan dan rahasia dalam kaliamta yang ia
ucapkan : “Saya suka kamu, dan saya ingin dekat dengan kamu”. Bahasa tubuh
dapat memeberi tekanan atau berlawanan denga napa yang sedang kita ucapkan.
Jika anda harus bersikap sopan terhadap seseorang yang tidak and a sukai mungkin
and amengucapkan kata-kata yang benar, namun tubuh anda memberontak. Mungkin
anda menjabat tangan mereka sebentar mungkin, atau mencoba menghindar dari
tatapan mata. Disini bahasa tubuh berlawanan dengan bahasa ucapan. Anda mengirimkan
2 macam tanda yang berbeda. Bahasa ucapan mengatakan “saya suka kamu”; bahasa
tubuh mengatakan “saya tidak suka kamu”. Jika si penerima mengerti bahasa
tubuh, ia tidak akan terkelabui. Kecuali, jika anda seorang pemakai bahasa
tubuh yang ulung dan mengetahui bagaimana caranya supaya anda terlihat benar
berperasaan positif. Hanya seorang yang ahli sekali dalam bahasa tubuh yang
dapat melihat tanda-tanda yang sangat kecil yang mengungkapkan perasaan anda
yang sesunggguhnya.
Dalam kehidupan anak misalnya, anak-anak belajar beberapa hal
tentang bahasa tubuh pada saat mereka tumbuh dan berkembang. Pada umur sepuluh,
mereka tahu bahwa jika mereka berbohong dan tidak ingin mengaku, mereka harus
mencoba untuk tidak menunduk dan melihat ke bawah atau tidak menutup bibir
dengan tangan mereka. Kita semua memiliki beberapa pemahaman tentang bahasa
tubuh, kecuali jika kita buta emosi. Anda tidak perlu mempunyai ijasah dalam
ilmu psikologi untuk mengetahui bahwa seorang wanita yang memegangi kepalanya
dengan tangannya sedang tidak bergembira. Makin akrab situasinya, makin banyak
kita membuka diri yang sesungguhnya, makin banyak yang akan diungkapkan melalui
bahasa tubuh kita, meskipun sering kali diluar kehendak kita. Kadang, tubuh
kita menceritakan kebenaran yang tidak kita ketahui, dan tidak siap kita
terima.
Tindakan non-verbal
sangat erat kaitannya dengan konteks budaya. Salah mengartikan tindakan non
verbal dari orang-orang dengan budaya yang berbeda merupakan hal yang umum
terjadi. Misalnya di Irak, jangan pernah berpikir bahwa mengacungkan jempol di
Irak berarti wujud ekspresi dari sambutan hangat atau apresiasi positif
terhadap seseorang karena di Irak tanda acungan jempol itu sama artinya dengan
tanda mengacungkan jari tengah di Amerika dan masih banyak contoh lainnya. Hal
ini menunjukkan bahwa meskipun banyak komunikasi non-verbal yang sifatnya
universal, banyak tindakan non-verbal yang dibentuk oleh budaya.
Dalam terminologinya,
komunikasi non verbal merupakan proses komunikasi dimana pesan disampaikan
tidak menggunakan kata-kata. Contoh komunikasi nonverbal ialah menggunakan
gerak isyarat, bahasa tubuh, ekspresi wajah dan kontak mata, penggunaan objek
seperti pakaian, potongan rambut, dan sebagainya, simbol-simbol, serta cara
berbicara seperti intonasi, penekanan, kualitas suara, gaya emosi, dan gaya
berbicara.
Sejak lahir hingga akhir
hayat manusia, komunikasi non verbal merupakan sistem simbol yang sangat
penting dalam kehidupan sehari-hari. Bayi mulai memahami kata-kata ketika umur
6 bulan, akan tetapi sebelum usia tersebut sebenarnya ia sudah mengerti
komunikasi non verbal. Walaupun komunikasi nonverbal bersifat omnipresent
(ada di mana-mana) namun ia merupakan resep penting dalam interaksi manusia.
B. Menjelaskan
Komunikasi Nonverbal
Komunikasi non verbal
meliputi semua stimulus non verbal dalam sebuah situasi komunikasi yang
dihasilkan, baik oleh sumbernya maupun penggunanya dalam lingkungan dan yang
memiliki nilai pesan yang potensial untuk menjadi sumber atau penerima. Adapun
batasan, proses serta peranannya dapat disederhanakan sebagai berikut:
1.
Pesan yang disengaja dan yang tidak
disengaja
Terkadang
kita mengirimkan pesan non verbal secara tidak sengaja, misalnya mengerutkan
dahi karena silaunya matahari, mungkin membuat seseorang salah mengerti bahwa
anda marah.
2.
Komunikasi Verbal dan Nonverbal
Komunikasi non verbal merupakan aktivitas
multidimensi artinya komunikasi non verbal tidak terjadi sendiri, namun
biasanya dengan pesan verbal, misalnya tindakan menggeleng disertai dengan
kata-kata tidak dan lain sebagainya.
C. Jenis-jenis
Komunikasi Nonverbal
1. Komunikasi objek
Komunikasi objek yang paling umum adalah penggunaan pakaian. Orang sering dinilai dari jenis pakaian yang digunakannya, walaupun ini dianggap termasuk salah satu bentuk stereotipe. Misalnya orang sering lebih menyukai orang lain yang cara berpakaiannya menarik. Selain itu, dalam wawancara pekerjaan seseorang yang berpakaian cenderung lebih mudah mendapat pekerjaan daripada yang tidak. Contoh lain dari penggunaan komunikasi objek adalah seragam
2. Sentuhan
Haptik adalah bidang yang mempelajari sentuhan sebagai komunikasi nonverbal. Sentuhan dapat termasuk: bersalaman, menggenggam tangan, berciuman, sentuhan di punggung, mengelus-elus, pukulan, dan lain-lain. Masing-masing bentuk komunikasi ini menyampaikan pesan tentang tujuan atau perasaan dari sang penyentuh. Sentuhan juga dapat menyebabkan suatu perasaan pada sang penerima sentuhan, baik positif ataupun negatif.
3. Kronemik
Kronemik
adalah bidang yang mempelajari penggunaan waktu dalam komunikasi nonverbal.
Penggunaan waktu dalam komunikasi nonverbal meliputi durasi yang dianggap cocok
bagi suatu aktivitas, banyaknya aktivitas yang dianggap patut dilakukan dalam
jangka waktu tertentu, serta ketepatan waktu (punctuality)
4. Gerakan tubuh
Dalam komunikasi nonverbal, kinesik
atau gerakan tubuh meliputi kontak mata, ekspresi wajah, isyarat, dan sikap tubuh.
Gerakan tubuh biasanya digunakan untuk menggantikan suatu kata atau frasa,
misalnya mengangguk untuk mengatakan ya; untuk mengilustrasikan atau menjelaskan
sesuatu; menunjukkan perasaan, misalnya memukul meja untuk menunjukkan
kemarahan; untuk mengatur atau menngendalikan jalannya percakapan; atau untuk
melepaskan ketegangan.
5. Proxemik
Proxemik
atau bahasa ruang, yaitu jarak yang Anda gunakan ketika berkomunikasi dengan orang lain, termasuk
juga tempat atau lokasi posisi Anda berada. Pengaturan jarak menentukan
seberapa jauh atau seberapa dekat tingkat keakraban Anda dengan orang lain,
menunjukkan seberapa besar penghargaan, suka atau tidak suka dan perhatian Anda
terhadap orang lain, selain itu juga menunjukkan simbol sosial. Dalam ruang
personal, dapat dibedakan menjadi 4 ruang interpersonal :
- Jarak
intim
Jarak dari mulai bersentuhan sampai jarak satu setengah kaki. Biasanya jarak ini untuk bercinta, melindungi, dan menyenangkan. - Jarak personal
Jarak yang menunjukkan perasaan masing - masing pihak yang berkomunikasi dan juga menunjukkan keakraban dalam suatu hubungan, jarak ini berkisar antara satu setengah kaki sampai empat kaki. - Jarak
sosial
Dalam jarak ini pembicara menyadari betul kehadiran orang lain, karena itu dalam jarak ini pembicara berusaha tidak mengganggu dan menekan orang lain, keberadaannya terlihat dari pengaturan jarak antara empat kaki hingga dua belas kaki. - Jarak
publik
Jarak publik yakni berkisar antara dua belas kaki sampai tak terhingga
6. Vokalik
Vokalik
atau paralanguage adalah unsur nonverbal dalam suatu ucapan, yaitu cara
berbicara. Ilmu yang mempelajari hal ini disebut paralinguistik. Contohnya adalah nada bicara,
nada suara, keras atau lemahnya suara, kecepatan berbicara, kualitas suara,
intonasi, dan lain-lain. Selain itu, penggunaan suara-suara pengisi seperti
"mm", "e", "o", "um", saat berbicara
juga tergolong unsur vokalik, dan dalam komunikasi yang baik hal-hal seperti
ini harus dihindari.
7. Lingkungan
Lingkungan juga dapat digunakan
untuk menyampaikan pesan-pesan tertentu. Diantaranya adalah penggunaan ruang, jarak, temperatur, penerangan, dan warna
D. Mempelajari
Komunikasi Nonverbal
Karena pembelajaran komunikasi
non verbal sudah menjadi bagian dari “budaya popular” maka banyak orang
memandang remeh dan menyalahartikan pelajaran yang kompleks ini, sehingga dalam
topik ini akan dibahas beberapa masalah penting dan konsep yang potensial
tentang komunikasi non verbal ini, Yaitu:
1.
Komunikasi Nonverbal dapat Bersifat Ambigu
Terkait dengan pesan yang disengaja dan
tidak disengaja, kita perlu menyadari bahwa komunikasi nonverbal dapat memiliki
derajat ambiguitas –bermakna ganda- dimana tindakan nonverbal yang kita ekpresikan
dapat ditafsirkan berbeda oleh orang lain. Sebagian ambiguitas ini terjadi
karena komunikasi non verbal berdasarkan konteks.Misalnya ketika kita sedang
berjalan dan tiba-tiba seseorang menyenggol kita dari arah belakang dan untuk
motifnya kita sendiri tidak bisa langsung mengetahui apakah hal tersebut
merupakan tindakan yang disengaja atau tidak.
2.
Faktor-faktor yang Memengaruhi Komunikasi
Nonverbal
Komunikasi nonverbal dapat dipengaruhi
oleh banyak factor diantaranya: latar belakang budaya, latar belakang sosial
ekonomi, pendidikan, gender, usia, dan juga kecenderungan pribadi. Artinya
tidak semua orang dalam budaya tertentu melakukan tindakan non verbal yang
sama.
3.
Komunikasi nonverbal bersifat kontekstual
Situasi atau informasi yang berbeda akan menghasilkan
pesan non verbal yang bebeda pula. Misalnya bagaimana kita bertingkah laku
ketika sedang berada di rumah akan berbeda dengan tindakan yang kita lakukan
ketika sedang berada di tempat umum, dan lain sebagainya
Rosenblatt menyatakan bahwa budaya
mengajarkan kita tindakan non verbal apa yang ditunjukkan, arti dari tindakan
tersebut dan latar belakang kontekstual dari tindakan tersebut. Sehingga dapat
dikatakan bahwa komunikasi nonverbal memeainkan peranan penting dalam interaksi
komunikasi antara orang-orang dari budaya yang berbeda.
Dengan
memahami perbedaan budaya dalam perilaku nonverbal, kita tida hanya akan dapat
memahami beberapa pesan yang dihasilkan selama interaksi, namun kita juga akan
dapat mengumpulkan petunjuk mengenai tindakan dan nilai yang mendasarinya.
F. Klasifikasi
Komunikasi Nonverbal
Pesan yang dihasilkan oleh setiap kategori
tidak berdiri sendiri, namun hadir bersamaan dengan pesan dari kategori yang
lain yakni seprti pesan verbal, konteks, dan manusia sebagai penerima pesan.
Banyak
klasifikasi membagi pesan non verbal ke dalam dua kategori komprehensif yaitu
yang dihasilkan oleh tubuh (penampilan, gerakan, ekspresi wajah, kontak mata,
sentuhan, dan parabahasa) dan hal-hal seperti ruang lingkup (tempat, waktu dan
sikap diam).
1.
Perilaku Tubuh
Komunikasi nonverbal yang dihasilkan oleh pengaruh tubuh ini
antara lain mencakup: (a). pengaruh penampilan yakni kekuatan komunikasi untuk
mendekatkan atau menjauhkan orang lain berasal dari bagaimana kita berpenampilan
juga dari bahasa yang kita pergunakan, (b). menilai keindahan artinya apa yang
dianggap indah pada suatu budaya belum tentu bagi budaya lainnya, (c). pesan
dari warna kulit yamh bisa dijadikan penanda ras, (d). pesan dari pakaian,
selain sebagai pelindung pakaian juga bentuk komunikasi. Pakaian dapat
digunakan untuk menampilkan status ekonomi, pendidikan, status sosial, standar
moral, dll, (e). gerakan tubuh (kinesik) yaitu bagaimana manusia berdiri, duduk
dan berjalan memiliki pesan non verbal yang kuat atau juga dengan menyilangkan
jari, mengacungkan jempol ke atas atau ke bawah, membuat lingkaran dengan
tangan, menunjuk seeorang dll dapat memberikan arti tertentu sesuai konteksnya,
(f). postur, postur sama pentingnya dengan wajah dalam menyatakan emosi seperti
rasa takut. Di Jepang bungkukan yang sangat dalam menandakan rasa hormat.
2.
Ekspresi wajah
Bayipun sebelum mengenal kata-kata pada usia 6 bulan sudah
mampu membedakan ekspresi dengan melihat perubahan wajah orang tuanya.
3.
Kontak mata dan tatapan
Mata sangat penting dalam komunikasi. Bahkan kalau di Amerika
Serikat kurangnya kontak mata antara pasien dan penyedia jasa kesehatan
akanmenimpulkan protes atau komplain. Budaya yang menggunakan kontak mata
langsung antara lain seperti:Negara-negara Timur Tengah, Perancis, Jerman, dll.
Sedangkan budaya yang menggunakan kontak mata sedikit antara lain seperti
Korea, Jepang, Afrika, Pribumi Amerika, India Timur, dll.
4.
Sentuhan
Sentuhan pun merupakan sarana komunikasi baik disentuh maupun
menyentuh suatu objek tertentu.
5.
Parabahasa
Nada suara manusia lebih dahsyat dari dawai atau seruling untuk
menggerakkan jiwa terutama dalam 3 kategori berikut: (1). Kualitas vocal, (2).
Karakteristik vocal dan (3). Pembeda vokal
6.
Ruang dan Jarak
Budaya memiliki pandangan dan penggunaan yang berbeda terhadap
ruang gerak pribadi, tempat duduk dan pengaturan perabotan (mebel).
7.
Waktu
Kita dapat memahami nilai budaya mengenai waktu dengan
mempelajari bagaimana anggota suatu budaya memandang waktu seperti kecepatan
dan ketepatannya terhadap waktu yang sangat jarang diajarkan secara eksplisit,
melainkan berjalan di bawah alam sadar. Suatu konsepsi budaya mengenai waktu
dapat diuji dari 3 (tiga) perspektif berbeda: (1). waktu informal, (2).
persepsi mengenai masa lalu, masa kini, dan masa depan, (3). Klasifikasi
monocronic dan polychronic milik Hall.
8.
Sikap diam
Peribahasa Afrika menyatakan “Dalam diam kita dapat
berkata-kata” artinya sikap diam dapat mengirimkan petunjuk nonverbal mengenai
situasi komunikasi dimana anda berpartisipasi.Sikap diam juga membantu
menyediakan umpan balik, menginformasikan baik penerima maupun pengirim
mengenai kejelasan ide atau pentingnya hal tersebut dalam interaksi
interpersonal secara keseluruhan.Penggunaan keheningan ini juga bervariasi dari
satu budaya dengan budaya lainnya. Misalnya di Inggris, sikap diam akan
diartikan sebagai ketidakyakinan, sedangkan di Igbo dianggap sebagai suatu
penolakan.
Sumber
:
Sonezza
Ladyanna,S., Komunikasi Nonverbal dalam Masyarakat Budaya MinangkabauIwan. Universitas Padjadjaran.
Jatinangor. 2007.
Subhan, I., 2011, Komunikasi Nonverbal, [online],
(http://iwansubhan.blogspot.com/2011/03/komunikasi-nonverbal.html,
diakses tanggal 1 November 2012)
Wikipedia.
2012, Komunikasi Nonverbal, [online],